Siklus Engine Diesel Empat Langkah
Adapun proses kerja siklus motor
bakar empat langkah dapat diuraikan sebagai berikut:
§ Langkah
Hisap (suction/intake stroke).
Pada langkah ini piston bergerak dari titik mati atas
menuju titik mati bawah. Katup hisap terbuka sehingga akibat kevakuman yang
terjadi dari ekspansi volume pada ruang bakar maka udara dari luar dapat masuk
ke dalam ruang bakar melalui katup hisap yang terbuka. Pada motor bakar yang
dilengkapi dengan turbocharger maka
udara yang masuk ke ruang bakar akan lebih banyak lagi dikarenakan adanya
dorongan dari sisi tekan compressor wheel
pada turbocharger.
·
Langkah Kompresi (compression stroke).
Setelah piston mencapai titik mati bawah maka arah piston akan berbalik menuju kembali ke titik mati atas, hanya saja
pada langkah ini tidak ada katup yang membuka. Sebagai akibat dari mengecilnya
volume ruang bakar maka udara yang ada di dalam ruang bakar menjadi
terkompresi. Dengan kompresi rasio yang berkisar antara 19 : 1 sampai 23 : 1
maka pengkompresian udara pada ruang bakar akan menghasilkan panas kompresi (heat compression) yang tinggi (kurang
lebih berkisar 1000 oF).
Beberapa derajat sebelum piston mencapai titik mati atas bahan
bakar solar di-injeksikan melalui nozle
ke dalam ruang bakar, penginjeksiannya harus menggunakan tekanan yang tinggi
sehingga solar yang di semprotkan ke dalam ruang bakar berubah menjadi
butiran-butiran cairan solar yang sangat halus seperti kabut. Pada saat solar
disemprotkan maka campuran antara solar dan udara di dalam ruang bakar mulai
terbakar akibat terkena panas yang dihasilkan oleh heat compression.
§ Langkah
Tenaga (power stroke)
Proses pembakaran campuran solar
dan udara terus berlangsung sampai piston
mencapai titik mati atas dan selanjutnya kembali berubah arah kembali menuju
titik mati bawah. Beberapa derajat (+ 10o) setelah melewati
titik mati atas maka pembakaran yang terjadi telah sempurna sehingga dihasilkan
ledakan yang tekanan ekspansinya memaksa piston
untuk terus bergerak menuju titik mati bawah.
§ Langkah
Pembuangan (exhaust stroke)
Setelah energi ledakan panas
pada langkah power telah berubah bentuk
menjadi energi mekanis maka sisa proses pembakaran yang ada harus dibuang.
Proses ini terjadi ketika piston
bergerak dari titik mati bawah menuju titik mati atas dengan kondisi katup
buang membuka. Gas sisa hasil pembakaran di dorong keluar oleh piston melalui katup buang. Selanjutnya
melalui mufler gas tersebut akan
dilepas ke atmosfir. Kecuali untuk motor bakar diesel yang diperlengkapi dengan turbocharger maka sebelum masuk ke dalam mufler gas tersebut masih dimanfaatkan untuk memutarkan sudu-sudu turbin pada turbin wheel.
Demikian
siklus ini terjadi secara terus menerus pada motor bakar diesel. Ilustrasi dari proses kerja diesel empat langkah dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Urutan
gambar dari kiri ke kanan memperlihatkan kondisi: akhir langkah hisap, akhir
langkah kompresi, awal langkah power
dan awal langkah buang.
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembakaran
Ada
tiga faktor yang diperlukan dalam proses pembakaran, yaitu:
Panas + Udara + Bahan Bakar Þ Pembakaran
Udara
dan bahan bakar yang dipanaskan akan menghasilkan pembakaran, sehingga
menghasilkan gaya yang diperlukan untuk memutarkan engine. Udara yang mengandung bahan Oksigen diperlukan untuk
membakar bahan bakar. Sementara bahan bakar menghasilkan gaya. Ketika bahan
bakar dikabutkan di ruang bakar maka bahan bakar akan sangat mudah untuk
dinyalakan dan akan terbakar dengan effisien. Pembakaran dapat terjadi ketika
campuran bahan bakar dan udara dikompresikan sampai dihasilkan panas yang cukup
(+ 1000oF) sehingga dapat menyala tanpa bantuan percikan
bunga api.
Selanjutnya dari ketiga faktor yang
sudah disebutkan di atas maka terdapat tiga faktor lagi yang mengontrol hasil
pembakaran:
1.
Volume udara yang dikompresikan. Makin
banyak udara yang dikompresikan maka makin tinggi temperatur yang dihasilkan.
Apabila jumlah udara yang dikompresikan mencukupi maka akan dihasilkan panas
yang temperaturnya di atas temperatur penyalaan bahan bakar.
2.
Jenis bahan bakar yang dipergunakan
jenis bahan bakar mempengaruhi karena bahan bakar yang jenisnya berbeda akan
terbakar pada temperatur yang berbeda pula. Selain itu effesiensi
pembakarannyapun juga berlainan.
3.
Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan ke
ruang bakar. Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan juga dapat mengontrol hasil
pembakaran. Makin banyak bahan bakar diinjeksikan akan makin besar gaya yang
dihasilkan.
Engine power ditentukan oleh beberapa faktor,
yaitu: torque dan Rpm
Rumus untuk horsepower:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar